Kesabaran itu tiada batasannya, manusia sendirilah yang acapkali membatasinya

Jumat, 22 November 2013

Nabi Muhammad saw di Mata Mereka

Print Friendly and PDF

 Inilah beberapa penyataan dari tokoh-tokoh dunia tentang Rasulullah Muhammad SAW bin Abdullah bin ‘Abd al-Muththalib bin Hâsyim bin ‘Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilabbin Murra bin Kaa’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy (Fihr) bin Malik bin Nazar bin Kinanah bin Khuzaymah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mazar bin Nazar bin Ma’ad bin Adnanbin Ismail bin Ibrahim bin  Sam bin Nuh bin Idris (Enoch) bin Set (Sheeth) bin Adam.


MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA):

Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya.
Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya.
Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.


Rabu, 20 November 2013

ATHEISME, BENTUK-BENTUK DAN CARA MEMBANTAHNYA

Print Friendly and PDF
Atheisme sering dikatakan sebagai paham yang tidak mempercayai Tuhan, baik itu keberadaannya maupun perannya dalam kehidupan manusia. Sulit untuk merunut sejak kapan paham ini ada di muka bumi. Walaupun demikian, banyak orang yang mengklaim bahwa dirinya atheis. Atheisme mulai diberikan landasan rasional ilmiah ketika Ludwig Feuerbach menerbitkan karyanya The Essence of Christianity dan melakukan kritik agama khususnya agama Kristen.
Atheisme model Ludwig Feuerbach adalah filsafat model “tak lain daripada…”. Hal ini karena pemikiran yang diajukan hanya melihat sesuatu dibalik/dibelakang masalah yang dibicarakannya. Bukannya secara jujur mengungkapkan kebenaran dan kesalahan dari agama tapi langsung masuk kedalam adanya sesuatu di balik layar dari agama itu : “bahwa agama tak lain daripada….”. Landasan filosofis ini sering disebut dengan nama Reduksionisme.
Dalam tulisan ini saya hanya mengungkapkan 4 landasan berpikir para pemikir aliran utama atheisme, tentunya dengan penjelasan singkat ala kadarnya. Keempat pemikiran itu, yang mempelopori filsafat kritis terhadap agama, adalah Ludwig Feuerbach, Sigmund Freud, Friederich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.
1.    Atheisme Materialistik (karl Vogt, Huxely dan Lamettra.)

Wujud segala sesuatu dipandang dari materi dimana segala sesuatunya bias ditangkap atau diraba,dipegang,disentuh,dicium dan seterusnya. Hakikatnya alam ini adalah materi atau benda.jiwa dan pikiran adalah materi hanya saja sangat halus berbeda dengan materi yang lain. Dan menurut mereka segala sesuatu yang tidak materi itu tidak ada. Tuhan bukan materi, Tuhan tidak bias dilihat,ditangkap,diraba disentuh, dirasa dan diindera oleh manusia.
Jenis atheisme ini merupakan jenis yang paling kuno, Penganut atheisme ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw berdakwah di Mekkah. Dalam Al-Qur’an surah Al Jaafsiyah ayat 24 menjelaskan bahwa Mekkah ada golongan yang tidak percaya adanya Tuhan dan hari kiamat. Mereka mengatakan : “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada pula yang membinasakan kita selain masa!”

Selasa, 19 November 2013

Dunia (Dalam Renungan)

Print Friendly and PDF
oh,,,dunia...
bentangan permadani kehidupan menyediakan seni petualangan
kadang menenjak tinggi gunung Himalaya, kadang menurun curam pilatus
kadang berkelok kekanan kadang berkelok kekiri....
kadang menyala, bergejolak seperti api, kadang dingin seperti gumpalan es

oh dunia,,,, 
perlu diingat...
ketika menaiki tanjakan ada puncak sebagai ujung
ketika manurun curam ada lereng sebagai ujung
jalan yang berliku selalu ada ujung yang dituju
api yang menyala, bergejolak akan padam, hanya masalah waktu
es yang begitu dingin, akan leleh dan mencair. hilang....

begitu pun hidup ini....
setiap masing-masing penjelajah dunia akan berakhir pada satu muara "kematian"
ketika para tetua sudah letih, berguguran seperti daun musim kemarau...
para pemuda yang melanjutkan etape selanjutnya, seperti daun hijau saat musim penghujan....

oh dunia,,,,
aku letih mengenalmu......
tapi aku tak bisa menuju seberang tanpa jembatanmu....



Oleh : Ferry Avrianto

Buya HAMKA (Pelaku Sejarah)

Print Friendly and PDF
Nama lengkap beliau adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah, tetapi orang menyebutnya dengan Buya Hamka. Lahir di Maninijau, Sumatra Barat, senin 16 Februari 1980. Putra seorang tokoh seorang pembaharu dari Minangkabau, Doktor Haji Abdul Karim Amrullah melekat setelah beliau untuk pertama kalinya naik haji ke Mekkah pada tahun 1927. 
Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayah kami, atau seseorang yang dihormati. HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Beliau lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah(tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.
HAMKA mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga Darjah Dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ HAMKA mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. HAMKA juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjoparonto dan Ki Bagus Hadikusumo.
Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padangpanjang pada tahun 1929. HAMKA kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padangpanjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).

Senin, 18 November 2013

Dr M Yahya Waloni (Menemukan Kebenaran dalam Islam)

Print Friendly and PDF
Sebagai pakar teologi, Pendeta Yahya Yopie Waloni sangat mengetahui teori-teori yang ada dalam agama Islam. Meskipun masih beragama Kristen, Yahya memandang teori apa pun yang ada di Islam sangat benar. Islam pun, mampu menceritakan peradaban dunia dari yang lalu sampai sekarang. Bahkan, agama Kristen diceritakan pula dalam Islam.

Namun, menurut pria kelahiran Manado tahun 1970 ini, yang paling membuatnya tunduk patuh hingga memutuskan untuk masuk Islam pada Oktober 2006 adalah Islam menunjuk satu individu yang sangat tepat untuk menyebarkan ajarannya. "Ada satu individu yang membuat saya tunduk dan patuh, dia buta huruf tapi bisa menyusun Alquran secara sistematis," ujar pria yang mengganti namanya menjadi M Yahya Waloni setelah memeluk agama Islam itu kepada Republika.

Menurut suami dari Lusiana (33) yang mengganti namanya menjadi Mutmainnah setelah memeluk Islam itu, dirinya masuk agama islam karena dari sistematika teori Islam sudah benar. Sebagai akamdemisi, kata dia, dirinya pun berpikir orang yang sudah memili teori benar saja bisa salah apalagi yang tidak memiliki teori yang benar. "Orang Islam yang sudah memiliki teori yang benar saja bisa salah apalagi yang tidak memiliki teori benar. Jadi, saya mengakui Islam secara teori dan spiritual," ujar Yahya.

Ketertarikan Yahya untuk masuk Islam, kata dia, sebenarnya sudah ada sejak kecil, saat berumur sekitar 14 tahun. Pada usia itu, dirinya sudah ke masjd karena tertarik melihat banyak orang islam menggunakan pakaian seperti yang digambarkan di agamanya yaitu baju ikhram. Selain itu, dirinya pun sangat tertarik dengan gendang yang suka dimainkan di masjid-masjid.

Minggu, 17 November 2013

Sahabat Dunia Akhirat

Print Friendly and PDF
Saya awali goresan tinta saya kali ini dengan kalimat yang membuat bulu kuduk saya merinding saat membacanya,

"WAHAI SAHABATKU.......
JANGAN LUPA BERTANYA TENTANGKU JIKA AKU TIADA DI SURGA NANTI....

Sahabat,,,,
Saat semua penghuni surga telah masuk kedalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama-sama dengan mereka sewaktu di dunia, mereka pun bertanya tentang mereka kepada Alloh swt :
"Yaa Robb.....
Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang dahulu sewaktu di dunia sholat bersama kami, puasa bersama kami, dan berjuang bersama kami".

"Maka Alloh swt berfirman : "pergilah kamu ke neraka. lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya masih ada iman walaupun hanya sebesar zarrah". (HR Ibnu Al Mubarak dalam kitab Az-Zuhd)

AIR MUSTA'MAL

Print Friendly and PDF
Pada pembahasan sebelumnya sudah saya jelaskan tentang maksud dari dua qullah dan berapakah ukurannya jika diukur dengan satuan besaran volume masa sekarang. Pada pembahasan kali ini saya akan menjelaskan seputar air musta'mal dan apa hukum bersuci dengan air tersebut, tentunya menurut apa yang saya ketahui dan saya ilmui.

1. Definisi Air Musta'mal

Secara bahasa "Musta'mal" berarti yang sudah pernah dipakai. Adapun menurut istilah air musta'mal adalah air yang sudah digunakan untuk membasuh satu anggota wudhu guna mengangkat hadats (ما اتصل بالعضو وانفصل عنه ورفع حدثا) ini menurut madzhab Imam Asy-Syafi'i -rohimahulloh- jadi menurut madzhab syafi'i air yang sudah digunakan untuk membasuh muka tidak bisa digunakan untuk membasuh tangan karena sudah musta'mal dan tidak dapat mengangkat hadats. Sedangkan menurut madzhab Imam Ahmad bin Hanbal air musta'mal itu adalah air yang berjatuhan (menetes) dari seluruh anggota wudhu (الماء المتساقط من الأعضاء).
2. Hukum Air Musta'mal
Sering timbul pertanyaan di sebagian kalangan kaum muslimin tentang apa hukum air bekas wudhu, apakah air itu suci dan dapat digunakan untuk bersuci ?? dan juga jika ada air bekas wudhu atau mandi lalu menetes ke dalam bejana, apa hukum air tersebut ??

Jumat, 15 November 2013

DUA QULLAH

Print Friendly and PDF
Istilah qullah mungkin sudah tak asing lagi dikalangan umat islam, istilah ini biasa digunakan untuk mengukur volume air untuk aktivitas thaharah. Istilah qullah sendiri tedapat dalam hadits nabi saw yang menyebutkan bahwa air dua qullah itu merupakan syarat ukuran air untuk keperluan thaharah (berwudhu dan mandi).

عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن كان الماء قلتين لم يحمل خبثا. رواه الأربعة (أبو داود و الترمذي والنسائي وابن ماجه) . وفي رواية : لاينجسه شيء.

Artinya : "Dari ibnu umar r.a, rosulullah saw bersabda : "apabila air mencapai dua qullah, maka tidak membawa kotoran". HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa-i dan Ibnu Majah. dalam riwayat lain : "Tidak membuat najis". 
Ibnu khuzaimah, Al Hakim dan Ibnu Hibban menshahihkan hadits ini. Jadi hal ini merupakan ketetapan dari rasulullah saw bukan semata-mata ketetapan para ulama'.

       Yang jadi pertanyaan oleh kebanyakan kaum muslimin adalah, seberapa banyak kah ukuran dua qullah itu ?

الجنة

Print Friendly and PDF


سعة الجنة
سعة الجنة فلا يعلم ذلك إلا الله ، وقد أخبرنا سبحانه عن عرضها بأنه ما بين السماء والأرض ، قال تعالى : { سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ } ( الحديد:21 ) . وقال تعالى : { وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ والأرض أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ } (آل عمران:133) وذكر العلماء أن الله ذكر عرض الجنة ولم يذكر طولها للدلالة على سعتها .

انهار الجنة

أنهار الجنة فقد ذكرها سبحانه في كتابه الكريم فقال : { مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفّىً وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيماً فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ } ( محمد : 15 )